“Memang formasinya belum kita ajukan. Masih menunggu kepastian penerimaan CPNS tahun ini,” terang Kadis Pendidikan Solsel, Fidel Efendi, beberapa waktu lalu. Catatan Dinas Pendidikan, di Solsel terdapat 139 unit SD Negeri dan 4 unit SD swasta. Jumlah guru SD saat ini sebanyak 2.041 orang dan jumlah murid sebanyak 21.625 orang. Kekurangan guru SD paling banyak terjadi di Kecamatan Sangir Batang Hari (SBH) yakni 71 orang. Kecamatan ini, termasuk kawasan yang terletak paling jauh dari ibu kota pemerintahan Padangaro.
Bila dari pusat pemerintahan kecamatan SBH di Abai, maka harus menempuh 38,6 kilometer menuju Padangaro. Itu pun dengan kondisi jalan yang kurang mulus. Rentang kendali kecamatan ini juga luas. Sebagiannya kawasan terletak di daerah aliran sungai Batanghari, antara lain Lubuk Ulang-aling Selatan, Lubuk Ulang-aling Induk, dan Lubuk Ulang-aling Tangah. Nyaris tak ada akses jalan darat yang layak untuk menjangkau masyarakat di tiga nagari tersebut.
Sebagai sarana penghubung antar kampung di tiga nagari itu, warga di sana menggunakan transportasi air, atau biasa dikenal timpek. Tiga kawasan ini masuk dalam kategori daerah sulit atau terisolir. Sehingga, bagi guru yang berkenan untuk mengabdi di sana, pemerintah menyediakan tunjangan khusus. Antara lain tunjangan daerah (tunda) sebesar Rp1,5 juta, dan tunjangan propinsi Rp1 juta per bulan. Meski tunjangan yang ditawarkan adalah nominal yang cukup besar, namun tidak serta merta membuat para angkatan kerja khususnya calon guru mengangguk untuk di tempatkan di sana.
Selain daerah jangkauannya sulit, minimnya guru SD malah juga terjadi di daerah ibukota pemerintahan, atau kecamatan Sangir. Di sini, kekosongan guru SD mencapai 45 orang. Begitupula di kawasan Sungaipagu dan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD), masing-masing kekurangan 15 orang dan 25 orang. Sedangkan di Kecamatan Sangirjujuan kekurangan guru mencapai 30 orang, dan kecamatan Sangir Balai Janggo kekurangan sebanyak 21 orang. Sementara itu, di Kecamatan Pauhduo, hanya kekurangan sebanyak 11 orang.
Fidel menambahkan, bila penerimaan CPNS dibuka dan formasi yang diajukan Dinas Pendidikan ke BKD belum dikabulkan seluruhnya, maka kekosongan guru SD rencananya akan diisi oleh para pegawai honorer K1 yang bertugas di Disdik. “Nanti kekosongan itu akan disiasati dengan cara menempatkan pegawai honorer K1 di Disdik untuk ditempatkan di sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan guru,” tuturnya. #PadangEkspres