Ratusan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, mengamuk dan merusak kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) saat mereka menggelar aksi unjuk rasa. Ratusan pendemo ini marah, karena Surat Keputusan pengangkatan mereka sebagai PNS tidak juga diterima. Oleh pejabat berwenang di Pemkab SBB, ratusan CPNS ini malah hanya diberikan SK honor, padahal ratusan CPNS ini dinyatakan telah lolos seleksi CPNS pada tahun 2010 lalu.
Ratusan pendemo mulai berkumpul dan memulai aksinya dari terminal Piru, sekitar pukul 10.00 Wit, pendemo lalu melakukan longmarch menuju Kantor BKD yang hanya beberapa meter dari Kantor Bupati.
Saat mendekati kantor BKD, ratusan pendemo yang sudah emosi dan kesal ini lalu melampiaskan kekesannya dengan melempari Kantor BKD dengan batu hingga seluruh kaca kantor tersebut pecah. Tidak puas dengan melempar baru, para pendemo ini juga merusak jendela dengan cara memukul jendela.
Dalam orasinya, pendemo mengatakan Bupati SBB, Jakobus Putileihalat harus bertanggungjawab atas kebijakannya yang mengeluarkan sebagian SK CPNS dan sebagian SK kontrak. Pendemo meminta agar kebijakan tersebut segera dibatalkaan. “Kami minta kebijakan ini dibatalkan, masa sebagian dapat SK PNS dan sebagian dapat SK kontrak, Bupati harus bertanggungjawab,” kata pendemo dalam tuntutannya.
Dalam aksinya, pendemo menilai pemerintah kabupaten SBB telah melakukan penipuan, dan kejahatan terhadap ratusan CPNS SBB, pendemo juga meminta agar Bupati SBB, Kepala BKD dapat diperiksa terkait masalah tersebut. “Ini sudah masuk pada tindakan kriminal, ini penipuan dan kejahatan kami minta Bupati dan Kepala BKD segera diperiksa,” teriak pendemo.
Selain merusak kantor BKD, pendemo juga melampiaskan kekesalannya dengan melempari sejumlah kantor pemerintahan yang berdekatan dengan Kantor BKD seperti kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Kaca jendela di kantor tersebut dan sejumlah kantor lainnya juga tak luput dari kerusakan.
Untuk menghindari terjadinya amuk masa yang lebih parah lagi, ratusan aparat polisi dari Polres SBB langsung diterjunkan untuk mengawal jalannya aksi tersebut. Informasi yang dihimpun Kompas.com, hingga kini tidak ada satu pejabat berwenangpun yang mau menerima pendemo, hingga berita ini dipublikasikan, pendemo masih menduduki kantor BKD SBB.